13 Mei 2013

HOBI YANG KURANG DI DUKUNG

Maksud saya dari judul tersebut yaitu biasanya untuk orang tua yang lebih suka anaknya mempunyai prestasi dalam pelajaran, jadi kurang mendukung anak dalam apa yang dia sukai. Jika anak itu suka menggambar, orang tua itu membiarkan saja, lebih mendukung anak itu jika dia belajar pelajaran formal. Namun biasanya yang terjadi adalah sang anak sukses dalam pelajaran hanya karena orang tuanya yang menginginkan dia sukses, bukan karena minatnya.

Mengapa orang tua lebih mendukung apa yang mereka suka dibanding apa yang anak tersebut suka. Sebenarnya jika orang tua lebih mendukung apa yang anak itu suka berarti mendukung perkembangan hobi anak tersebut dan semakin cepat perkembangannya dibanding pemaksaan terhadap sesuatu yang anak tersebut tidak sukai. Yaitu berarti anak tersebut melakukannya karena paksaan atau takut dimarahi orang tuanya.


Begitu juga dengan sekolah. Pelajaran yang di ajarkan sekolah hanya pelajaran yang hanya bisa mereka berikan. Yang lainnya dijadikan ekskul dan kebanyakan pelatihnya murid mereka sendiri dengan Guru pendamping. Bukan saya menyalahkan sekolah namun apa dengan kita belajar semua pelajaran disekolah yakin masa depan kita akan bagus. Saya tau jika dari dasar bagus kita bisa mendapat sekolah jurusan yang bagus dengan lulusan S1.

Namun saya bertanya kembali. Apa dengan kita mendapat gelar S1 kita bisa mendapat pekerjaan yang langsung sukses? Tidak. Karena sesuatu kesuksesan harus di awali dengan kegagalan. Berarti kita harus mencari pengalaman. Lalu sama saja kita belajar dari ulang bukan? Pelajaran yang kita dapat disekolah untuk apa? Mungkin berguna namun hanya beberapa persen. Tapi mengapa kita dipaksa untuk sukses dengan semua mata pelajaran tersebut?

Jika kita dari kecil sudah terbiasa dengan pengalaman saat besar nanti kita tidak perlu mengulang dari awal lagi. Contoh saja seorang Pemain Bola. Mungkin semua guru atau orang tua menganggap jika anaknya terus menerus bermain bola masa depannya akan buruk di akibatkan nilai disekolah mereka buruk. Namun tidak dengan para pemain bola international. Mereka bisa sukses karena mereka sudah terbiasa dengan permainan bola di depan orang banyak dan dengan beberapa teknik untuk mempertahankan bola dan mencetak gol.

Mungkin bagi semua orang IPA dan Matematika lebih penting dibanding Seni ataupun sesuatu yang kita fikir buruk akan membuat semua orang menjadi buruk dengan melakukannya. Namun dimata dunia sekarang yang terlihat itu adalah Seni bukan ilmuan IPA atau seorang akutansi yang hebat dan mempunyai gaji besar. Seorang ilmuan tidak akan bisa meneliti sesuatu yang baru tanpa dibantu dengan seorang pecinta alam atau dengan orang yang biasa dengan Alam bebas.

Namun kebanyakan orang menganggap seorang ilmuan itu lebih hebat dibanding pecinta alam tersebut, tapi buktinya sang pecinta alam lebih hebat dibanding ilmuan tersebut.

Dimulai dari hobi yang mendapat dukungan lebih dalam bisa membuat seseorang mendapat perkembangan yang lebih cepat dibanding dengan pemaksaan seseorang harus mengerti pelajaran yang semua orang pelajari. Kalau kita hanya terpaku dengan pelajaran tersebut berarti sama saja dengan kita berfikir hanya mengikuti alur dan tidak mempunyai harapan dengan hal yang baru dan manfaat yang lebih berguna.

Semakin banyak orang yang hebat dalam satu bidang berarti sama saja dengan lapangan pekerjaan yang semakin berkurang dan menyebabkan semakin banyak pengangguran. Pasti orang tua tidak ingin seorang anaknya menjadi pengangguran bukan? Seorang yang menciptakan lapangan pekerjaan itu lebih berguna dari pada dia bisa masuk dalam lapangan pekerjaan walau gajinya sebesar apapun itu karena manfaat yang dibutuhkan lebih besar sang pencipta lapangan pekerjaan.

Pola pikir seseorang harus sudah mulai berubah sejak sekarang. Dengan mendukung hobi sang anak dengan selalu menyemangatinya adalah hal terbaik membuat anak semakin tertarik dengan hal tersebut. Bukan memaksa yang anak itu tidak bisa dan menjadi harus Bisa.
Saya menulis artikel ini mendapat insprasi setelah mendengar Soundcloud Deddy Corbuzier yang menyatakan bahwa "Sekolah Tanpa Masa Depan".
Semoga Artikel Inu Bermanfaat....

Tidak ada komentar: